FOTO JAMAN DULU

Ketika bapak ibu guru sedang melakukan kegiatan bersih-bersih berkas, tidak sengaja menemukan foto jadul yang masih tersimpan dan terjaga sejak tahun 1979. Ketika melihat foto ini Banyak hal yang tanpa kita sadari bahwa serba-serbi pendidikan Indonesia telah banyak mengalami perubahan. Mau tau apa saja yang sudah mengalami perubahan? mari kita simak beberapa hal berikut.




1. Alat bantu belajar

Bagi kamu para siswa sekitar tahun 1997-2000-an, pasti pernah mengalami rasanya belajar menggunakan papan tulis hitam, kapur, dan penggaris kayu. Selain itu, catatan pelajaranmu juga hanya menggunakan buku tulis. Di sisi lain, alat bantu belajar masa kini sudah menggunakan spidol dan papan tulis putih. Bahkan, banyak guru yang kini menerangkan materi melalui layar proyektor. Siswa pun diminta untuk membawa laptop ke sekolah, agar  dapat mengakses pelajaran materi dengan mudah. Selain lebih praktis, perkembangan ini memang mampu membantu seseorang belajar dengan lebih baik dan lebih detail.

2. Tujuan bersekolah
Pada dasarnya, orangtua menyekolahkan kita dengan tujuan dapat mempelajari ilmu yang belum diketahui. Bahkan, mereka menginginkan karakter kita bisa terbentuk agar dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Nilai-nilai karakter ini meliputi rasa tanggung jawab, kejujuran, sopan santun, dan semangat belajar. Zaman dahulu, hal-hal inilah yang begitu diperhatikan oleh guru, orangtua, dan siswa. Semakin zaman berkembang, siswa-siswa justru hanya mementingkan nilai yang tercantum pada rapor semata. Hasil tugas dan ulangan menjadi tolok ukur keberhasilannya. Sehingga, nilai yang tinggi pun tidak dapat mencerminkan karakter kepribadian siswa.

3. Kurikulum
Sepanjang sejarah pendidikan Indonesia, ada beragam kurikulum yang pernah diterapkan. Dalam jangka 7 sampai 10 tahun, pasti selalu ada pergantian. Salah satu kurikulum yang paling terkenal yaitu kurikulum 1994 yang memunculkan istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Sistemnya menerapkan kegiatan belajar yang cenderung selalu di dalam kelas. Selain itu, guru juga mengejar target berupa materi yang harus dikuasai siswa. Namun, kesalahan yang dilakukan siswa dalam memahami pelajaran, tidak dianggap kegagalan. Hal tersebut hanya merupakan bagian dari proses belajar.
Sedangkan di masa sekarang, kita kerap mengenal kurikulum yang digunakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ialah kurikulum 2013. Siswa diminta untuk selalu proaktif dalam mencari sumber informasi belajar. Siswa pun menggunakan buku tematik, jadi dalam satu buku cetak sudah memuat beragam bidang studi. Komplit 'kan? Kalau kamu sempat belajar dengan kurikulum yang mana nih?

4. Akses Pelajaran
Cara siswa mengakses pelajaran sekolah di zaman dulu sangatlah terbatas. Selain belajar di sekolah, biasanya siswa mengikuti kelas bimbingan belajar yang dipandu wali kelasnya. Lembaga-lembaga belajar memang sudah ada, tapi masih sedikit sekali. Mencari tutor pengajar yang punya kredibilitas baik juga sulit. Berbeda dengan masa sekarang, akses belajar sudah banyak ditawarkan dengan berbagai cara. Ada bimbingan privat sampai belajar online, harganya pun bervariasi dari yang ratusan ribu rupiah sampai puluhan juta!

5. Sumber informasi
Seorang siswa tentu membutuhkan sumber informasi untuk mendukung proses belajar, bukan? Tapi sayangnya, zaman dulu sangatlah sulit memperoleh referensi tambahan yang dapat memperkaya pengetahuan. Cara satu-satunya adalah dengan membaca buku atau koran. Sebaliknya, kini banyak sekali sumber pembelajaran yang bisa didapatkan. Selain buku, siswa juga bisa menonton video, membaca artikel di internet, hingga mengikuti beragam seminar. Apapun topik pelajarannya seperti matematika, geografi sampai robotik pasti tersedia sumbernya. Oleh karena itu, guru tidak lagi menjadi pengajar tapi lebih mengarah ke fasilitator yang memotivasi siswa untuk mencari sumber informasi sendiri.

Comments

  1. Casino - Dr.MCD
    Casino. Dr.Mcd.com has been serving food 서울특별 출장마사지 delivery, hotel, gaming, dining, 정읍 출장마사지 and entertainment for over 부천 출장마사지 3 대전광역 출장샵 decades. Dr.Mcd 대구광역 출장마사지 provides personalized dining services,

    ReplyDelete

Post a Comment